Biology Study Center: METODE INVENTARISASI MAMALIA KECIL

METODE INVENTARISASI MAMALIA KECIL


22.jpgMamalia merupakan salah satu kelas dalam kingdom animalia yang memiliki beberapa keistimewaan baik dalam hal fisiologi maupun dalam susunan saraf dan tingkat intelegensianya. Mamalia adalah kelas hewan vertebrata yang terutama dicirikan oleh adanya kelenjar susu, yang pada betina menghasilkan susu sebagai sumber makanan anaknya, adanya rambut dan tubuh yang berdarah panas, serta memiliki jantung beruang empat. Sebagian besar mamalia melahirkan, tetapi ada beberapa yang tergolong ke dalam monotremata yang bertelur





                                                  

                                                         Gambar 1.1.  Sherman trap
Mamalia kecil merupakan jenis-jenis mamalia yang memiliki berat badan dewasanya kurang dari lima kilogram. Beberapa jenis mamalia kecil dikenal memiliki potensi alamiah sebagai pemencar biji, penyerbuk bunga, pengendali serangan hama dan juga sebagai makanan bagi karnivora, sehingga berpengaruh besar dalam proses regenerasi hutan  beserta komposisi aneka jenis flora dan fauna .Contoh mamalia kecil adalah dari ordo Rodentia seperti tikus, bajing, tupai.
Mamalia paling mudah dilihat di daerah yang relatif terbuka. Tempat yang baik untuk mencarinya adalah di sepanjang sungai-sungai, di rumpang-rumpang hutan, sepanjang jalan setapak lebar, atau di bekas jalan-jalan sarad. Banyak mamalia yang lebih kecil perlu ditangkap untuk diidentifikasi atau diteliti. Satu dari jebakan yang paling umum digunakan untuk mamalia kecil seperti tikus, bajing dan cecurut pohon, adalah kandang perangkap (Payne,dkk., 2000).



http://wfcb.ucdavis.edu/www/Faculty/Doug/Sierra%20Mammals/Sierra%20Mammals/images/goldentrap.jpg
 








        Gambar 1.2. Perangkap Mamalia Kecil, collapsible trap (ucdavis.edu, 2010)
                Ada beberapa metode yang umum digunakan dalam inventarisasi mamalia :
1. Line transect (transek garis)
2. Trapping (perangkap)
3. Concentration count (pengamatan terkonsentrasi)
           
ALAT DAN BAHAN
1.      Alat tulis, untuk mencatat hasil pengamatan
2.      GPS (bila tersedia), untuk mencatat koordinat lokasi
3.      Perangkap tikus (Collapsible Trap atau Sherman Trap), untuk menangkap spesimen mamalia kecil.
4.      Umpan : Kacang, kelapa bakar, petis,  atau terasi
5.      Kamera, untuk mengambil gambar specimen dan lokasi pengamatan
6.      Buku catatan lapangan, untuk mencatat hasil pengamatan
7.      Buku identifikasi mamalia : Panduan Lapangan Mamalia Di Kalimantan, Sabah, Sarawak dan Brunei Darussalam.

METODE
            Tahapan pertama adalah melakukan survei lokasi pengamatan, untuk mendapatkan titik untuk penempatan perangkap. Mamalia kecil yang ditemui diidentifikasi jenisnya dan dihitung jumlah individunya. Sampel jenis mamalia kecil tersebut diambil dengan perangkap di sepanjang jalur transek, kemudian diidentifikasi dengan buku Panduan Lapangan Mamalia Di Kalimantan, Sabah, Sarawak dan Brunei Darussalam.
            Perangkap yang digunakan adalah Perangkap yang biasa digunakan adalah collapsible trap / senteg, atau dapat pula menggunakan sherman trap yang terbuat dari alumunium yang umumnya digunakan untuk mamalia kecil yang hidupnya di dalam lubang. Penangkapan specimen kali ini dilakukan dengan menggunakan perangkap tikus yang terbuat dari kawat (collapsible trap) untuk mamalia kecil yang terutama hidup secara arboreal dan di tanah.  
Prosedur pemasangan perangkap :
  1. Membuat umpan kelapa bakar dengan menyiapkan kelapa tua kemudian dibakar sampai tercium wewangian khas.
  2. Kelapa bakar dipotong-potong menjadi potongan yang kecil berukuran kira-kira 1x1 cm
  3. Pasangkan potongan kelapa bakar tersebut pada perangkap, saat pembuatan dan pemasangan kelapa bakar tidak boleh ada kontak langsung dengan tangan manusia
4.      Perangkap terutama diletakkan di tempat-tempat yang diperkirakan sering disinggahi mamalia kecil, seperti di bawah pohon, lubang-lubang di tanah, dan tempat tumbuhnya tumbuhan yang menjadi makanan mereka.
  1. Pemasangan perangkap dilakukan secara purposive di sepanjang jalur transek (300 meter) dengan jarak antar perangkap 10 meter. Periksa kembali kesempurnaan pemasangan perangkap sebelum ditinggalkan untuk memastikan pemasangan perangkap yang benar dan tidak terhalang kunci perangkap apabila mammalia masuk ke lubang perangkap
  2. Pasangkan perangkap selama 12 jam, Pengamatan dilakukan dua kali pada pagi (06.00) dan sore hari (18.00).
  3. Ambilah perangkap setelah 12 jam dan periksa kelengkapan perangkapnya apakah masih terbuka atau sudah menutup dengan terdapat atau tidaknya spesimen didalamnya
(Cara berikutnya 8, 9, 10 hanya dilakukan untuk penelitian berkelanjutan)
  1. Suntik spesimen dan masukkan ke dalam kantong kain .
  2. Suntik spesimen dan masukkan ke dalam kantong plastik tambahkan formalin 40 % secukupnya
  3. Periksa spesimen di laboratorium dan identifikasi menggunakan buku panduan mamalia
  4. Ulangilah langkah 1-10 untuk siang dan malam berikutnya (4x pengulangan)

 







             Gambar 2.2 Lokasi Pemasangan Perangkap

  Keterangan :
                  : Transek Jalur
                  : Collapsible Trap


ANALISIS
·      Kelimpahan
Kelimpahan mutlak (Km): jumlah individu satu jenis di seluruh lokasi
Kelimpahan relatif (Kr): jumlah individu satu jenis dibandingkan dengan jumlah individu seluruh jenis
                        Kr =  Km suatu jenis   x 100%    
                                     Km seluruh jenis

·      Frekuensi
Frekuensi mutlak (Fm): jumlah kemunculan suatu jenis pada petak contoh
Frekuensi relatif (Fr): jumlah kemunculan suatu jenis dibandingkan dengan jumlah kemunculan seluruh jenis pada semua petak contoh
                        Fr = Fm suatu jenis   x 100%   
                                     Fm seluruh jenis

·                     Keanekaragaman Jenis
     Ludwig dan Reynold (1988) menyatakan bahwa keanekaragaman jenis mamalia ditentukan dengan menggunakan indeks keanekaragaman Shannon–Wiener dengan rumus :
H'=-i=1npilnpi  ; dimana  pi=niN
Keterangan :
H’ = Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener
ni = Jumlah individu setiap jenis
N = Jumlah individu seluruh jenis
Kriteria yang digunakan untuk    menginterpretasikan keanekaragaman Shanon-Wiener yaitu :
Tabel 3.1 . Kategori Nilai Indeks Keanekaragaman Shanon-Wiener
Nilai Indeks Shanon – Wiener (H’)
Kategori

<1
Keanekaragaman rendah, penyebaran jumlah individu tiap jenis rendah dan kestabilan komunitas rendah

1 – 3
Kenekaragaman sedang, penyebaran jumlah individu tiap jenis sedang dan kestabilan komunitas sedang

>3
Keanekaragaman tinggi, penyebaran jumlah individu tiap jenis tinggi dan kestabilan komunitas tinggi

















·                     Distribusi Jenis
            Distribusi atau kemerataan jenis dianalisis secara deskriptif dan ditentukan dengan indeks  Pielou (Ludwig&Reynold, 1988). Dengan rumus :
D=H'ln(S)
Keterangan :
D   = Kemerataan jenis
H’ = Indeks keanekaragaman Shannon-Wiener
S   = Jumlah jenis
            Penentuan indeks kemerataan ini berfungsi untuk mengetahui kemerataan setiap jenis hewan dalam areal pengamatan yang ditentukan, sehingga dapat diketahui keberadaan dominansi jenisnya. Rentang nilai Indeks Kerataan antara  0-1. Semakin kecil nilai D, tingkat kerataan komunitasnya juga semakin kecil yang artinya penyebaran koloni tidak merata dan sebaliknya semakin besar nilai D, tingkat kerataan komunitasnya semakin tinggi.

Sumber Bacaan
Alikodra, HS. 1990. Pengelolaan Satwa Liar. Bogor. Pusat antar Universitas         Institut            Pertanian Bogor dan Lembaga Sumberdaya Informasi IPB.
Odum, E.P. 1993. Dasar- dasar Ekologi. Yogyakarta. UGM Press.
Ludwig, John A. and James F. Reynolds. 1988. Statistical ecology: a primer of methods and computing. Wiley Press : New York, New York.
Payne, J., dkk. 2000. Panduan Lapangan Mamalia Di Kalimantan, Sabah,             Sarawak, dan Brunei Darussalam. Jakarta. Prima Centra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright © Biology Study Center Urang-kurai